Apa itu Penyakit Infeksi Emerging (PIE)
Penyakit infeksi emerging (PIE) adalah penyakit baru yang belum pernah menginfeksi manusia atau penyakit infeksi yang telah ada namun terjadi peningkatan jumlah kasus secara cepat di area geografis yang baru atau menginfeksi host yang berbeda dari sebelumnya. Misalnya Flu Burung (Avian Influenza). Biasanya virus ini hanya menyerang unggas, virus menular dari unggas ke manusia pertama kali saat terjadi wabah pada unggas di Hongkong tahun 1997.
Dalam 30 tahun terakhir, lebih dari 30 penyakit infeksi baru muncul dan menyerang manusia. Misalnya, SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), infeksi saluran nafas yang disebabkan oleh coronavirus. SARS pertama kali diidentifikasi pada akhir Februari 2003 di China dan menyebar ke-empat negara. MERS (Middle East Respiratory Syndrome), juga infeksi saluran nafas yang disebabkan coronavirus. MERS pertama kali diidentifikasi di Saudi Arabia tahun 2010. MERS adalah penyakit infeksi yang ditularkan ke manusia dari hewan (dromery camel).
Sedangkan infeksi re-emerging adalah penyakit infeksi yang telah berhasil dikendalikan namun kembali menjadi ancaman kesehatann masyarakat baik secara global atau regional.
Benua Asia termasuk Indonesia seringkali menjadi episentrum dari wabah penyakit infeksi emerging dan re-emerging. 60% penyakit infeksi emerging adalah penyakit zoonosis artinya penyakit yang menular dari hewan ke manusia, 75% diantaranya menular dari hewan liar seperti kelelawar, simpanse, musang, tikus
Apa dampak penyakit emerging dan re-emerging zoonosis?
Penyakit zoonosis adalah penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Penularan dapat terjadi saat proses perburuan hewan liar, peternakan, pemotongan, atau penularan dari hewan peliharaan di rumah tangga. Penyakit ini sering menjadi ancaman kesehatan masyarakat karena berpotensi menyebabkan wabah bahkan pandemi global. Seperti COVID-19, COVID-19 tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan dan kematian yang tinggi, juga kerugian sosial ekonomi di seluruh dunia.
Ancaman penyakit zoonosis terus muncul dan meningkat. Hal ini dapat merugikan kesehatan, sosial ekonomi, keamanan dan kesejahteraan masyarakat. Saat terjadi wabah Avian influenza tahun 2003, diperkirakan Indonesia mengalami kerugian 4,3 Trilliun selama tahun 2004-2008.
Mengapa Penyakit Infeksi Emerging ini terus Muncul?
Infeksi penyakit baru pada manusia berpotensi menyebabkan wabah karena manusia belum memiliki sistem kekebalan terhadap penyakit tersebut. Ada beberapa hal yang menyebabkan munculnya penyakit infeksi baru. Situasi ini mempermudah virus atau bakteri berpindah, beradaptasi dan berkembang dalam habitat atau inang yang baru, bahkan dapat menular dengan sangat cepat.
- Peningkatan populasi dunia menyebabkan kenaikan kebutuhan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dilakukan praktek agrikultur yang masif dan intensif. Misalnya peternakan multi-spesies dalam jumlah yang besar. Hal ini memudahkan transmisi infeksi antara hewan yang berbeda spesies atau penularan dari hewan ke manusia.
- Arus globalisasi meningkatkan pergerakan manusia, barang, hewan atau produk hewan di seluruh dunia. Situasi ini memfasilitasi meluasnya penyebaran infeksi sehingga sulit diprediksi sekalipun oleh negara yang memiliki sistem pengawasan yang baik.
- Invasi manusia pada lingkungan alami. Alih fungsi hutan secara besar-besaran untuk lahan pemukiman dan pertanian menyebabkan hilangnya habitat berbagai hewan. Juga industri pariwisata di lingkungan ekologi alami atau eco-adventure yang semakin populer, menyebabkan manusia beresiko terpapar dengan mikroba baru yang belum pernah menginfeksi. Perburuan hewan liar untuk keperluan pangan, kosmetik dan obat-obatan menyebabkan kontak dekat dengan penyakit dari hewan tersebut.
- Perubahan iklim pun berkaitan dengan meningkatnya kejadian penyakit infeksi. Misalnya, kenaikan suhu menyebabkan aktivitas reproduksi nyamuk meningkat, larva lebih cepat berkembang menjadi nyamuk dewasa, populasi nyamuk meningkat dan kuman yang ada dalam tubuh nyamuk juga berkembang cepat, sehingga penularan penyakit malaria, demam dengue, dan zika semakin tinggi.
Untuk mencegah muncul penyakit infeksi baru dibutuhkan strategi yanng holistik. Kesehatan manusia tidak dapat lepas dari alam dan lingkungan, baik itu hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu, penyelesaian masalah kesehatan tidak dapat hanya berfokus pada manusia saja, tetapi juga harus mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem alam sekitar.